Kerokan
merupakan salah satu metode penyembuhan yang dipercaya dapat mengusir angin
yang ada di dalam tubuh. Efek kerokan dapat menimbulkan perasaan tenang dan
segar, pasalnya kegiatan ini memicu peningkatan produksi morfin di dalam tubuh
yang disebut Beta Endorfin.
Gak
heran kalau orang yang pernah dikerok akan terbiasa melakukan hal ini jika
masuk angin. Sebenarnya metode penyembuhan dengan kerokan ini sudah dilakukan
secara turun temurun dan dari generasi ke generas. Namun masih banyak saja
orang yang salah kaprah tentang kegiatan penyembuhan ini.
1.
Kerokan bukti nyata dari teori Einsten
Anda
pasti sudah tahukan rumus relativitas Albert Einsten yang paling terkenal E=MC2
bukan? Ya sebenarnya kerokan sama halnya dengan mempraktikkan rumus ini, yakni
energi yang ditimbulkan dari gesekan dua permukaan benda. Sama halnya ketika
sedang kerokan, kita menggosokan uang logam atau sendok berulang-ulang,
sehingga menciptakan energi panas. Meskipun kegiatan kerokan merupakan tradisi
nenek moyang, namun ternyata tetap saja penyembuhan ini menjiwai
prinsip-prinsip ilmiah.
2.
Sebenarnya kerokan tidak dapat mengusir angin
Banyak
yang menganggap bahwa kerokan dilakukan untuk mengusir masuk angin karena
adanya angin di dalam tubuh. Padahal sebenarnya udara atau angin udara atau
angin malah membuat pembuluh darah di kulit menyempit sehingga otot kekurangan
oksigen dan tidak ada udara yang masuk. Nah otot yang tidak bernafas ini lah
yang menyebabkan rasa nyeri otot (mialga) dan pegal-pegal yang biasa dianggap
sebagai gejala masuk angin.
Jadi
sebenarnya kegiatan mengerok dengan menggesekkan uang logam atau sendok ini
berfungsi untuk memperlebar pembuluh darah yang menyempit karena udara dingin,
dan bukan karena anginnya keluar.
3.
Bekas merah yang pekat sehabis kerokan tidak berarti sakitmu parah
"Tu
kan merah banget ni, untung cepet dikerokin, kalau enggak pasti tambah
parah," mungkin seperti inilah komentar ibu kita kalau pas ngerok terus
warnanya merah banget. Padahal warna merah yang pekat ini tidak karena
penyakitnya semakin parah, sebenarnya bekas itu merupakan jejak pembuluh
darah yang terbuka atau pecah seiring gesekan koin atau kerokan. Di daerah yang
dikerok akan terisi dengan aliran darah yang sebelumnya tertutup.
4.
Biasanya biar cepat sembuh, semua bagian dikeroki, padahal itu tidak perlu
Biasanya
kalau ingin cepat sembuh, para maniak kerokan akan mengerok semua bagian
tubuhnya. Itu gak perlu, pasalnya kerokan idealnya hanya dilakukan di punggung.
Daerah ini merupakan pusat syaraf terpadu dengan pembuluh darah yang
paling panjang dan menyebar kemana-mana. Pembuluh darah tepi yang pecah di
ujungnya akibat kerokan akan memaksa sekujur pembuluh darah tersebut untuk
melebar. Gak bisa dibayangkan kalau cewek-cewek sampai ngerok di bagian tangan,
leher betis, oh no...terus ke kantor dengan rok pendek.
5.
Layaknya Mencandu Morfin yang Bikin Tenang dan Segar, Kerokan Itu Memicu
Peningkatan Produksi Morfin dalam Tubuh Yang Disebut Beta Endorfin
Nah
disamping melancarkan aliran darah yang mampu mengurangi nyeri otot dan
pegal-pegal, kerokan ternyata juga bisa kamu tenang dan segar layaknya
menghirup morfin atau zat sedatif. Eits…ini bukan morfin atau obat-obat
terlarang yang bisa membuat kamu di penjara itu lho. Ini adalah morfin yang
diproduksi secara alami dalam tubuh kita sendiri yaitu 'beta endorfin'.
Produksi hormon ini diatur oleh jaringan endotel, yaitu bagian terdalam dari
pembuluh darah kita.
Tekanan
yang dihasilkan oleh gerakan kerokan ternyata mampu mencapai jaringan tersebut
sehingga produksi beta endorfin dalam tubuh kita meningkat. Konsep ini sama
halnya ketika kamu sedang dipijat. Maka dari itu banyak orang yang kecanduan
dengan rasa tenang dan segar setelah dipijat atau dikerok. Tapi ingat, apapun
jika dalam jumlah berlebihan itu bisa jadi buruk. Jadi walaupun dipijat maupun
kerokan itu tidak berbahaya, tapi kalau sampai kecanduan kan repot juga?!
6.
Sebenarnya kesembuhan karena kerokan tergangung kepada kepercayaan terhadap
cara pengobatan ini
Sebelumnya
sudah dibahas mengapa kerokan bisa menghangatkan, mengurangi pegal-pegal,
menenangkan, dan menyegarkan, tapi apakah kerokan benar-benar bisa menyembuhkan
masuk angin? Lagi-lagi itu tergantung definisimu atas gejala masuk angin
sendiri. Tapi secara umum, kerokan itu memang bisa meningkatkan kekebalan tubuh
lho.
Pelebaran
atau pembesaran diameter pembuluh darah sebagai akibat kerokan secara tidak
langsung juga menyediakan ruang lebih untuk pergerakan sel darah putih yang
merupakan agen kekebalan tubuh utama. Nah, sel-sel darah putih ini jadi semakin
reaktif untuk mempertahankan tubuh kita ketika ribuan ujung pembuluh darah tepi
pecah layaknya terbentur atau dipukul. Pecahnya pembuluh darah tepi yang juga
bisa disebut peradangan ini juga memicu reaksi zat anti-peradangan yang disebut
'cytokines'.
Nah
ilusi seakan-akan tubuh kita terserang radang dan terluka dalam kerokan itu
ternyata memicu peningkatan sistem kekebalan tubuh kita sendiri.
7.
Walaupun Pada Dasarnya Tergolong Aman, Tapi Khusus Untuk Ibu-Ibu Hamil Kerokan
Bisa Menyebabkan Kelahiran Prematur
Banyak
juga orang yang meragukan keabsahan kerokan karena meragukan manfaat dan
khawatir dengan berbagai efek samping negatif yang secara medis justru
membahayakan. Hipwee sudah menjelaskan diatas berbagai manfaat dari kerokan,
tapi apakah benar kerokan justru dapat membahayakan kesehatan?
Kekhawatiran
biasanya terpusat antara penipisan kulit, peradangan, atau masuknya bakteri
ketika pori-pori kulit terbuka. Disamping belum benar-benar terbukti secara
ilmiah, daya regenarasi kulit manusia yang cukup cepat menjadikan ketakutan ini
tidak begitu signifikan. Asalkan tidak berlebihan atau kecanduan, kerokan tidak
akan membahayakan kesehatanmu.
Nah
tapi khusus untuk ibu-ibu hamil, kerokan itu bisa jadi berbahaya. Tidak secara
langsung mengancam jiwa ibu atau janin, tapi memicu kelahiran prematur. Zat
anti-peradangan ‘cytokines‘ yang pada tubuh orang biasa meningkatkan kekebalan
tubuh, pada ibu hamil justru akan menyebabkan munculnya zat ‘prostaglandin’.
Zat ini bisa memicu kontraksi dini pada kehamilan sehingga berisiko menyebabkan
kelahiran prematur. Makanya, untuk ibu-ibu hamil coba deh cari pengobatan lain
ya kalau masuk angin.
8.
Ternyata gak Cuma di Indonesia aja loh, kerokan juga sudah menyebar ke
negera-negara lain
Menggesekkan
objek ke permukaan kulit secara berulang kali untuk ‘mengusir angin’ bukanlah
metode penyembuhan tradisional yang hanya dapat ditemui di Indonesia. Jika di
Indonesia objek yang sering dipakai untuk kerokan adalah uang logam, di
negara-negara lain seperti Cina, Vietnam, Kamboja, atau Laos objek yang
digunakan berbeda-beda. Kerokan ala Cina yang disebut ‘gua sha‘ menggunakan
sejenis batu giok dengan juga dibantu semacam minyak untuk menghindari iritasi
kulit.
Walaupun
jenis objek dan minyak yang digunakan untuk mengerok punggung berbeda-beda,
namun uniknya kearifan lokal yang mengilhami praktik pengobatan tradisional itu
justru mirip. Seperti halnya ‘gua sha‘, kerokan di Vietnam yang disebut ‘cao
gio’ ternyata artinya juga ‘mengusir’ atau menggeser angin. Di berbagai
kebudayaan Timur ini tampaknya angin melambangkan keburukan atau kesakitan yang
harus dihilangkan. Jadi mungkin ‘masuk angin’ atau ‘mengusir angin’ itu
sebenarnya lebih sarat dengan nilai kebudayaan dibandingkan benar-benar berarti
angin dalam tubuh.
9.
Hati-Hati Kalau Mempraktikan Kearifan Pengobatan Timur Ini di Negara-Negara Barat.
Bekas Merah Kehitaman Mirip Lebam Sering Dikira Bekas Pukulan atau Kekerasan
Fisik Lho
Namanya
juga tradisi atau kekayaan budaya, ya pastinya orang yang benar-benar bisa
memahami nilai dan manfaat kerokan itu ya hanya orang Indonesia. Nah setelah
mengetahui bahwa banyak juga orang-orang di negara tetangga yang memiliki
tradisi yang serupa, ternyata ada juga bangsa lain yang sama sekali tidak
mengerti kebaikan kerokan ini.
Parahnya
di negara-negara Barat, tradisi yang sudah turun temurun digunakan untuk
mengobati ‘masuk angin’ di kebudayaan Timur ini justru sering dikira sebagai
bentuk kekerasaan fisik. Banyak orang Indonesia atau Vietnam yang pergi ke
rumah sakit di tempat bermukim mereka di Amerika Serikat dengan bekas kerokan
justru dicurigai atau bahkan dilaporkan untuk kekerasan rumah tangga. Lebih
parah lagi jika bekas kerokan itu ditemukan pada anak-anak, orang tuanya bisa
dilaporkan untuk kasus kekerasan anak. Padahal itu justru bentuk kasih sayang
untuk suami atau anak mereka.
10.
Kerokan memang belum dibuktikan secara empiris dapat menyembuhkan secara medis,
namun tradisi ini patut dipertahankan mengingat sudah dilakukan sejak
beribu-ribu tahun yang lalu.
Budaya
kerokan yang kini sudah mulai hilang di kalangan anak muda sebenarnya tetap
perlu dilestrikan. Penelitian ilmiah tentu saja menjadi salah satu jembatan
untuk meluruskan kesalahpahaman dan mitos yang tidak benar tentang
kerokan. Ya meskipun kamu yang saat ini membaca artikel ini tidak percaya
dengan khasiat kerokan, namun tidak serta-merta tidak peduli dengan kekayaan
tradisi Indonesia yang satu ini. Mana tau kalau ada penelitian ilmiah, kerokan
bisa jadi salah satu pengobatan alternatif yang mendunia.
Nah
menarik kan fakta-fakta tentang kerokan ini. Meskipun sudah sering melakukan kerokan,
ternyata masih banyak fakta yang belum anda ketahui. Semoga informasi
unik ini bisa menjadi referensi baru untuk anda. Doanya semoga kerokan bisa
dikaji lebih dalam, dan bisa menjadi salah satu pengobatan alternatif di
seluruh dunia.
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
"Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah"