Senin, 28 Maret 2016

✿ Gemar Makan Gorengan? Hati-hati Jangan Membungkusnya Dengan Koran!


[Manfaat, Tips dan Bahayanya]
Gemar Makan Gorengan? Hati-hati Jangan Membungkusnya Dengan Koran!

Gorengan bisa jadi makanan favorit setiap orang. Siapa sih yang nggak suka gorengan. Selain harga yang murah meriah,rasa yang renyah bikin gorengan jadi primadona anak-anak kos saat tanggal tua. Makanya tak heran jika pedagang gorengan menjamur di berbagai ruas jalan.

Nah, saat membeli gorengan pernah nggak sih kalian mengamati bungkusnya? Biasanya penjual akan menggunakan kantong plastik dan kertas koran untuk membungkusnya. Nah bagi yang sering membeli gorengan dengan bungkus koran patut hati-hati nih. 

Pasalnya membungkus gorengan dengan koran itu bisa berbahaya buat kesehatan lho. Kok bisa? Simak deh penjelasannya di bawah ini seperti yang lansir dari Zeenews :

1. Bisa menyebabkan kanker.
Tahu nggak sih jika minyak pada gorengan menempel pada tulisan di koran bisa membuat tintanya luruh. Ujung-ujungnya zat kimia pada tinta akan menempel pada gorengan dan masuk ke tubuh. Padahal tinta itu tak boleh masuk dalam tubuh karena mengandung zat bersifat karsinogenik yang berpotensi menyebabkan kanker.

2. Berpengaruh buruk pada paru-paru dan ginjal.
Koran juga mengandung yang grafit yang berpotensi menjadi racun jika masuk dalam tubuh. Dan jika grafit sudah lama bersemayam dalam tubuh akan membuat paru-paru dan ginjal ikutan rusak.

3. Mengganggu pencernaan tubuh dan hormone.
Tinta pada koran mengandung banyak zat kimia yang berbahaya salah satunya pelarut yang dapat membuat pencernaan menjadi terganggu. Tak hanya itu saja pelarut kimia itu juga bisa membuat keseimbangan hormonmu terganggu lho.

Meski begitu kamu jangan khawatir lalu ngambek nggak mau beli gorengan lagi. Kamu bisa tetap menikmati gorengan dengan nyaman kok. Caranya adalah mengganti bungkus kertas koran dengan tissue khusus dapur atau kertas minyak. Kalau tidak ada kamu bisa menggunakan kertas putih tanpa tulisan dari tinta.




Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.

 “Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan.” (Imam Syafi’i).


Minggu, 27 Maret 2016

✿ Manfaat dan Khasiat Bunga Kitolod atau Kembang Jangar / Bunga Bintang (Laurentia longiflora).


[Manfaat, Tips dan Bahayanya]

Bunga Kitolod atau Kembang Jangar, tanaman ini mempunyai nama ilmiah Isotoma longiflora atau Laurentia longiflora yang  merupakan mahkota dari tanaman kitolod yang dapat mengobati gangguan mata, seperti hipermetropi, miopi, silinder, dan gangguan mata lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kandungan kimia didalamnya, seperti alkoid, saponin, flavonoid dan felifenol. Pada getahnya mengandung racun namun pada bagian lain mengandung zat antiradang (antiflamasi), antikanker (antineoplasmik) serta menghilangkan nyeri dan menghentikan pendarahan. Kitolod merupakan merupakan tanaman semak yang mempunyai tangkai bunga yang panjang, dan mahkotanya berbentuk bintang berwarna putih bersih.


Tanaman yang termasuk famili Campanuaceae ini berasal dari Hindia Barat. Hati-hati dengan getah kitolod yang berwarna putih karena mengandung racun. Kitolod biasanya tumbuh di dataran tinggi yang dingin meskipun dapat juga tumbuh di dataran rendah. Pada dataran rendah tanaman kitolod tidak dapat tumbuh dengan sempurna, yaitu pada daunnya tidak setebal daun yang tumbuh di dataran tinggi. Atau tanaman kitolod juga dapat tumbuh di daerah teduh dan basah seperti, di rawa-rawa, pinggiran saluran air sawah, dan pada dinding selokan pun bisa tumbuh. Banyak sekali khasiat dari tanaman kitolod ini, salah satunya adalah untuk dijadikan sebagai obat mata.

Peran mata tentu sangatlah penting bagi kehidupan kita. Karena mata merupakan organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Dan apabila mata kita sudah dalam keadaan sakit seperti kelelahan, mata merah, minus, ataupun yang lainnya. Banyak sekali cara untuk menyembuhkan mata, tapi tahukah anda masih ada cara tradisional yang dapat menyembuhkan mata, salah satunya adalah dengan menggunakan bunga kitolod.


Manfaat dan Khasiat Kitolod :
1] Mengobati mata merah.
2] Mata gatal.
3] Mata minus dan plus.
4] Infeksi mata.
5] Katarak.
6] Nyeri dan perih pada mata.

Cara penggunaanya :
a]  Pilih bunga kitolod yang baru merekah.
b]  Pisahkan bunga dari pangkalnya.
c]  Celupkan pada air putih dalam gelas (anget atau biasa saja).
d] Ujung tangkainya teteskan pada bagian mata kanan dan kiri (masing-masing cukup sekali tetes) atau pada bagian mata yang sakit saja.

Pada saat penggunaannya mata akan terasa perih, merah dan sesekali mengeluarkan air mata, tapi itu hanya sebentar, setelah itu mata dikedip-kedipkan agar obatnya terserap rata. Untuk hasil maksimal, gunakan sehari dua kali, pagi dan malam. Bagi lansia, tetes mata ini berguna untuk mengatasi air mata berlebihan, kelopak mata terasa berat, tidak tahan panas, dan mata gatal. Dan dengan meneteskan satu kali seminggu sangat berguna untuk pencegahan agar kelak suatu saat nanti tidak mudah mengalami gejala mata, seperti glukoma, tidak tahan panas, cairan berlebih, dan lain-lain.



Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


 
;